Tak Sekadar Lapar untuk Tumbuhkan Sabar

Hawa nafsu adalah musuh terbesar dalam diri manusia yang harus ditundukkan. Jangan sampai manusia dikendalikan oleh hawa nafsu. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengendalikan hawa nafsu adalah dengan berpuasa. Puasa bukan hanya ibadah untuk menahan diri dari nafsu makan dan minum, namun juga dari nafsu akal dan pikiran sehingga manusia dapat terjaga dari perbuatan buruk.

Kesuksesan Puasa

Kesuksesan puasa seseorang dapat dilihat dengan adanya perisai (junnah) dalam diri seseorang. Perisai yang mampu menghadang adanya penyakit hati apapun. Mulai dari riya’, iri, sombong, suudzon, dan lain sebagainya. Layaknya pelindung dari segala hal yang menimbulkan luka hati. Luka hati lebih bahaya daripada luka fisik karena luka fisik jelas ada obatnya berbeda dengan luka hati yang belum tentu ada atau bahkan sulit menemukannya. Perisai diri yang mampu menjaga diri untuk senantiasa condong pada kebaikan.
Puasa Melatih Sabar
Puasa dapat melatih kesabaran jika dilakukan dengan benar secara kualitas dan kuantitasnya. Mulai dari niat Lillahi ta’ala, menahan diri untuk tidak makan dan minum serta tidak berbuat buruk guna mengendalikan hawa nafsu, lalu diistiqomahkan. Namun jika puasanya hanya menahan diri dari makan dan minum maka tidak akan mendapat apa-apa kecuali lapar dan haus. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy). Sabar bukanlah hal yang mudah sehingga perlu kita latih dengan berpuasa. Sabar dalam ujian untuk meningkatkan derajat ketaqwaan kita. Sabar dalam proses untuk berusaha semaksimal mungkin dan menahan diri dari sikap mudah menyerah. Sabar dalam nikmat yang sering kita sebut dengan bersyukur, nikmat yang seringkali luput untuk disyukuri. Puasa juga dapat membuat kita menjadi orang yang lebih bersyukur.
Buah Sabar
Buah dari kesabaran diantaranya yang pertama adalah memperoleh ketenangan, dengan bersabar kita terlindung dari rasa was-was, khawatir, dan terburu-buru. Yang kedua adalah fokus, seseorang yang sabar dalam mengambil keputusan akan penuh pertimbangan, tidak tergesa-gesa dan tidak terlambat dalam menyikapi sesuatu. Dan yang ketiga adalah dicintai Allah, dalam al-Qur’an Surah ali Imran ayat 146 “…. Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar”
Konteks Pemimpin
Sebagai seorang pemimpin sudah menjadi kewajiban untuk mengarahkan anggota atau pasukannya, yang tidak kalah penting adalah dalam hal mengambil keputusan. Seringnya pengaruh seorang pemimpin dapat dirasakan ketika dibutuhkan keputusan yang tepat dalam waktu singkat. Sehingga penting bagi seorang pemimpin memiliki sikap sabar dalam arti tidak tergesa-gesa tetap fokus dan tenang dalam mengambil keputusan meski pada waktu yang singkat dan terbatas. Pemimpin dalam sebuah organisasi ataupun pemimpin bagi dirinya sendiri.
Konteks Gerakan
Suatu gerakan memiliki tujuan tertentu. “Misi pergerakan Islam yaitu menghambakan manusia kepada Allah sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat dengan memperjuangkan tegaknya masyarakat Islam yang mengambil hukum-hukum dan ajaran-ajaran dari Al-Quran dan Sunah Rasul-Nya” (Fathi Yakan dalam Buku Komitmen Muslim Sejati) Praktik yang dekat kita rasakan ketika berorganisasi dalam lembaga dakwah. Adanya ketidaksepahaman dalam lingkaran dakwah adalah keniscayaan, butuh ekstra kesabaran dalam membersamai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya. Allah berfirman “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
(Q.S. al-Kahf:28)
Sabar merupakan hal yang mudah diucapkan namun belum tentu bisa dilakukan, mudah secara teori tapi belum tentu dalam praktiknya. Dalam mempraktikan sabar, salah satunya dengan mengistiqomahkan berpuasa. Tujuan berpuasa adalah taqwa yang salah satu cirinya yaitu sabar. Puasa yang tidak sekedar menahan lapar namun juga menahan diri dari perbuatan buruk dan senantiasa condong pada kebaikan. Setiap detik kita bisa mengimplementasikan sabar. Ketika ujian dirasa begitu berat coba cari titik anugrah dari Allah yang bisa kita syukuri, pasti ada.

Tinggalkan komentar