Mengingat hari ini pun kita akan diajak mengingat akan perjuangan seorang pemuda aktor pengobar semangat jihad, ialah Sutomo nama aslinya, ia lebih dikenal sebagai Bung Tomo.
Ia sukses membakar semangat rakyat Surabaya untuk melawan tentara Inggris dan NICA-Belanda, yang ingin kembali menduduki Tanah Air setelah kekalahan Jepang.
“Hai tentara Inggris!” (Pekiknya dalam orasi)
“Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.”
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah. Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih. Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga” (tegasnya)
“Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar..!! (Pekik dalam takbir)
Bung Tomo merupakan pemuda muslim ya taat beribadah, hal ini tercermin dalam gaya khasnya dalam memulai pidato selalu meneriakkan takbir. Memang benar seperti kata Prof. Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya Api Sejarah, bahwa Bangsa ini didirikan oleh para Ulama dan Santri,
Mereka berjuang dalam membela Agama dan dan Tanah air. Resolusi jihad yang didengungkan teraktualisasi dalam amal. Standar mereka dalam memperbaiki jiwa dan raga menjadi pokok perhatian, keimanan yang menghujam dalam dada menjadi tonggak keberhasilan,
Itu mereka. Lalu, bagaimana dengan kita? Dari mana kita memulai? Tak lain ialah Subjek Peradaban.!
Sebagai da’i, sudah sepatutnya membicarakan subjek berarti membicarakan diri kita, tentang hal-hal yang dapat kita sumbangkan utk membuka gerbang peradaban. Ada rumus sederhana tentang ciri subjek peradaban, yaitu ‘alim, ‘alam, ‘amal,
_Pertama,_ ‘alim adalah istilah yang mewakili sosok yang kuat karakter intelektualnya. Sosok muslim yang menjadi perubah karena kecerdasannya membuat sarana, strategi serta mengoptimalkan penggunaan sarana,
_Kedua,_ ‘alam merupakan istilah untuk sosok yang kuat karakter emosionalnya, muslim pendengar yang baik, mempelajari, memahami dan komunikasi yang baik dengan lingkungan. Kehidupan sosialnya selalu mempertimbangkan atas dasar yang lalu, sekarang dan masa datang,
_Ketiga,_’amal adalah istilah untuk sosok yang kuat karakter spiritualnya, hingga dirinya stabil dalam semangat berkarya, kerja konkret, deklarator tak sekedar kata, tak membutuhkan provokator motivasi dalam peningkatan produktivitas amal-amalnya karena kemampuannya dalam memotivasi diri,
Tak ada subjek mana pun lagi selain manusia yang Allah berikan kemampuan untuk mengatur dunia, karena ia diberikan tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi. (QS. Al-Baqarah 30)
Ya, dari sini kita bisa melihat teori perjuangan dan pergerakan salafush shalih, di dalamnya terkandung tiga prasyarat aktivitas politik: komunitas, pemimpin dan kekuatan mempengaruhi komunitas lain,
Ketiga hal tersebut mampu kita laksanakan dikala kita mau menjadi muslim yang sebenarnya, mengambil hikmah dalam setiap sejarah, hingga mengaktualisasi diri dalam amal perjuangan,
Pemahaman ini semoga menjadi awal yang dapat menjadikan kita pahlawan pembuka gerbang peradaban. Mampu menjadi harapan demi tegaknya peradaban yang dicita-citakan.
Indonesia Merdeka,
Takbir
Alloohu Akbar