Kalau ditambah dan dikali, genap sudah dua bulan kapal ini mengarungi lautannya sendiri. Ber nahkodan kapten (suami) dan awak nya aku (istri).
Dalam perjalanan belum lengkap jika riak, gelombang, hujan dan badai tak menemani. Bukanlah lautan namanya jika hal tersebut tak pernah mengikuti. Pun dengan lautan biduk rumah tangga ini. Ada kalanya hujan menjadi titik awal pertemuan indahnya pelangi. Lain dengan halnya badai, menjadi titik terang bahwa setelahnya ada rasa puas dan melegakan jika mampu tuk melewati.
“Semesta akan selalu mendukung pertarungan kapal dengan riaknya”. Karena dari sanalah cikal bakal lahirnya pelaut yang ulung, dari seberapa besar hantaman dan ia mampu untuk selalu tetap bertahan. ?
⛴ ini kapal kita, suami nahkoda dan istri awak kapalnya. Semoga kapal ini akan mengantarkan kita selamat sentosa sampai temukan tujuan di ujung pulau sana (surgaNya)
Aamiin