Pada siaran langsung melalui Instagram dan radio kesehatan Kementerian Kesehatan RI, topik “Manis sih, Tapi Bahaya” menjadi pembahasan utama. Acara ini menyoroti peningkatan konsumsi minuman berpemanis di Indonesia, yang menjadi salah satu penyebab utama obesitas dan penyakit tidak menular. Data menunjukkan konsumsi minuman berpemanis di Indonesia meningkat 15 kali lipat dalam 20 tahun terakhir, menjadikan Indonesia peringkat ketiga di Asia Tenggara dalam hal konsumsi minuman manis dalam kemasan.
Kenapa Orang Suka Minuman Manis?
Muhammad Rizal, seorang nutrisionis yang menjadi narasumber, menjelaskan bahwa ada beberapa alasan mengapa masyarakat gemar mengonsumsi minuman manis:
- Rasa Nikmat dan Kecanduan Dopamin: Minuman manis memberikan rasa yang enak dan memicu produksi hormon dopamin di otak, yang menimbulkan perasaan bahagia.
- Akses Mudah dan Harga Terjangkau: Minuman manis mudah ditemukan di berbagai tempat dengan harga yang relatif murah, membuatnya menjadi pilihan favorit ketika haus.
- Budaya Konsumsi: Sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi minuman manis sepanjang hari, baik itu teh manis di pagi hari, es teh manis saat makan siang, maupun minuman manis saat berkumpul di malam hari.
Bahaya Minuman Manis bagi Kesehatan
Minuman berpemanis mengandung gula pasir atau sukrosa, yang merupakan karbohidrat sederhana yang cepat diubah menjadi energi. Namun, masalah muncul ketika gula dikonsumsi berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik. Rizal menjelaskan bahwa konsumsi gula yang berlebihan bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, antara lain:
- Obesitas: Konsumsi minuman manis berlebih dapat menyebabkan surplus kalori, yang tidak diimbangi dengan aktivitas fisik, sehingga berat badan meningkat.
- Diabetes Tipe 2: Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi satu porsi minuman manis per hari dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 18%.
- Penyakit Jantung dan Stroke: Konsumsi minuman manis berhubungan dengan peningkatan risiko stroke sebesar 13% dan infark miokard sebesar 22%.
- Kanker Pankreas: Konsumsi minuman manis juga dapat meningkatkan risiko kanker pankreas hingga 87%.
Rekomendasi Konsumsi Gula
Untuk mengurangi risiko kesehatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi gula tidak lebih dari 10% dari total energi harian. Kementerian Kesehatan RI juga menyarankan batas maksimal konsumsi gula pasir sebanyak 4 sendok makan atau sekitar 50 gram per hari.
Tips Mengontrol Konsumsi Minuman Manis
Rizal memberikan beberapa tips untuk mengontrol konsumsi minuman manis, terutama selama bulan puasa di mana takjil manis menjadi favorit:
- Niat dan Motivasi: Harus ada kemauan kuat untuk mengurangi konsumsi minuman manis demi kesehatan.
- Perlahan Mengurangi Konsumsi: Kurangi secara bertahap, misalnya dari lima gelas sehari menjadi empat gelas, kemudian tiga gelas, dan seterusnya.
- Cek Informasi Nilai Gizi: Selalu periksa label nilai gizi pada kemasan minuman untuk mengetahui kandungan gula.
- Mencari Alternatif Sehat: Gantilah minuman manis dengan air putih, teh tanpa gula, atau jus buah tanpa tambahan gula.
Kesadaran akan bahaya minuman manis dan penerapan pola konsumsi yang lebih sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyakit tidak menular. Sobat sehat, mari mulai sekarang, perhatikan konsumsi gula harian Anda dan pilihlah gaya hidup yang lebih sehat demi masa depan yang lebih baik.