Kisah Penerbangan dari Andalusia

Pernah naik pesawat? Pernah ataupun belum, pasti kalian udah familiar dengan nama Wright bersaudara yang dinobatkan menjadi penemu pesawat terbang. Namun ternyata, jauh sebelum mereka berhasil menemukan alat transportasi udara ini, ada seseorang bernama Abbas Ibn Firnas yang berhasil menjadi penemu rancangan pertama pesawat terbang. Yuk, kita kenali lebih jauh seorang tokoh islam yang multitalenta ini!
Seorang yang lahir di Izn-Rand Onda (sekarang dikenal dengan Ronda, Spanyol) ini merupakan seorang penemu, fisikawan, dan ahli matematika. Tidak hanya itu, beliau juga dikenal sebagai ahli puisi Arab dan bahkan seorang musisi.
Petualangan Abbas Ibn Firnas dimulai dengan mempelajari Alquran di Kuttab wilayah Takurina. Setelah itu barulah ia turut serta belajar di Masjid Kordoba untuk memperoleh pengetahuan Islam yang lebih luas. Fase belajar berikutnya, ia mulai mengadakan diskusi dan dialog, mengadakan seminar dan ceramah, dalam berbagai cabang ilmu syair, sastra, dan bahasa Arab.
Abbas bin Firnas adalah seorang yang sangat cerdas, lhohh… Ia mampu memparalelkan satu cabang ilmu yang ia kuasai dengan cabang ilmu lainnya. Sehingga masing-masing ilmu itu memiliki keterkaitan, memberikan kajian yang lebih luas, dan lebih terasa manfaatnya secara ril. Misalnya, ilmu kimia yang ia pelajari sangat membantunya dalam memahami detil pembuatan obat (farmasi), kedokteran, dan penerbangan. Ia memberikan sumbangsih pengetahuan yang begitu besar bagi ilmuan-ilmuan setelahnya.
Ilmu penerbangan yang ditemukan Abbas menjadi fokus yang sangat berpengaruh bagi para ilmuwan.
Pada tahun 852, jauh sebelum Abbas mengembangkan rancangan pesawat terbangnya, seorang ilmuwan lainnya, yakni Armen Firman, berusaha terbang menggunakan baju terbang rancangannya. Baju rancangannya menggunakan rangka yang terbuat dari kayu dan kain sutra. Saat percobaannya, Armen terjun lepas dan jatuh ke permukaan tanah. Meski begitu, ia hanya menderita cedera kecil dan masih hidup. Adapun, dari hasil percobaannya itu menjadi inspirasi ilmuwan di Barat untuk menciptakan parasut. Ketika Armen melompat, Abbas ada di situ dan terinspirasi atas percobaannya. Dari kejadian itu, Abbas pun mengambil pembidangan aviasi untuk mendalami rancangan pesawat terbangnya. Wah luar biasa sekali ya lur, Abbas menjadi rujukan bagi ilmuwan di dunia atas penemuannya.
Abbas mendalami ilmu aviasi selama bertahun-tahun. Ia mempelajari pola terjun Armen saat lepas landas dari Masjid Agung Qurtuba. Ia pun melakukan banyak penelitian dan mengkoreksi beberapa teori dan hitungan Armen terkait purwarupanya. Setelah 33 tahun pasca persitiwa percobaan Armen, tepatnya pada tahun 875, Abbas membuat purwarupa pesawat terbangnya.
Ia membuat sayap terbang yang terbuat dari rangka bambu dan kain sutra. Desainnya itu terinspirasi dari sayap burung elang. Atas dasar inspirasinya tersebut, pola kain pada purwarupa sayapnya itu seperti bulu pada sayap elang. Meski begitu, purwarupanya masih ringkih dan Abbas belum mampu mengontrol laju sayapnya untuk terbang. Ia pun mencoba menyempurnakannya dengan melakukan studi lebih lanjut ilmu aviasi dan matematika agar sayap ciptaannya lebih sempurna.
Setelah lama mendalami studi aviasi dan matematika, Abbas baru melakukan uji coba terbang purwarupa pesawatnya pada usia 70 tahun. Ia melakukan uji coba pertamanya di bukit Jabal Al Ar’us. Kala itu, ia mengundang masyarakat untuk menyaksikan uji coba purwarupa pesawatnya.
Pada saat melakukan uji cobanya, Abbas berhasil lepas landas dengan purwarupanya. Cara ia lepas landas dengan sayap ciptaannya dengan cara melompat dari bukit tersebut. Setelah itu, Abbas mengepakkan sayapnya seperti burung mengepakkan sayapnya. Abbas berhasil terbang selama 10 menit naik dan turun di atas bukit Jabal Al Ar’us. Sayangnya, ia belum memperhitungkan bagaimana cara mendarat dengan baik. Akhirnya, Abbas mendarat kasar sehingga menyebabkan cedera serius pada bagian punggungnya.
Meski tidak sempat menyelesaikan dan menyempurnakan temuannya, Abbas menuliskan setiap hasil penelitiannya terkait pesawat terbang. Dalam buku-bukunya itu ia menuliskan cetak biru dari temuannya dan memberikan catatan penting terkait teori penerbangan.
Sayap pesawat terbang itu merupakan salah satu jasa terbesarnya terhadap perkembangan pesawat terbang. Aksinya dalam mendalami ilmu aviasi dan penelitiannya terhadap rancangan pesawat terbang menjadi pijakan banyak ilmuan setelahnya yang ingin mengikuti langkahnya membuat pesawat terbang.
Hingga kini, Abbas dikenal sebagai penemu Muslim yang meletakkan batu pertama terkait kajian pesawat terbang. Dikatakan demikian karena Armen lebih dikenal sebagai tokoh ilmuwan pertama yang mengembangkan parasut.
Barulah setelah berabad-abad kemudian, Wright bersaudara menyempurnakan rancangan pesawat terbang dengan menambahkan unsur mekanika dan mesin.
Abbas dapat dikatakan sebagai inspirator berkembangnya teknologi pesawat terbang di dunia. Abbas menjadi salah satu bukti bahwa umat islam menjadi role model peradaban dunia. Dari satu tokoh bernama Abbas Ibn Firnas saja, kita mendapatkan pelajaran yang luar biasa. Keuletan dan konsistensi dirinya membuat ia ditasbihkan sebagai manusia pertama yang berhasil terbang, bukan terjun lepas. Bukanlah hal yang mustahil, jika ilmuan, penemu, ataupun orang hebat berikutnya adalah kamu. Iya, kamu!

Tinggalkan komentar