Sejarah Pergerakan Perempuan Dari Masa Ke Masa

Urgensi Pergerakan Muslimah

Hamka dalam bukunya yang berjudul hamka berbicara tentang perempuan mengatakan; diri manusia hakikatnya ialah satu, kemudian dibagi dua, satu menjadi bagian laki-laki dan yg satu lagi menjadi bagian perempuan. Hakikat jenisnya tetap satu, yaitu manusia. Laki-laki dan perempuan sama sama manusia. Dari ucapan hamka tersebut, kita belajar bahwa, islam memanusiakan baik laki-laki dan perempuan. Islam memuliakan, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka tugas besar peradaban ini, tidak lepas dari sumbangsih keduanya. Tanpa saling meniadakan.
Shalah Qazan dalam bukunya berjudul membangun gerakan menuju pembebasan perempuan mengatakan; yang kita kehendaki dari gagasan-gagasan pembaharuan yang memperhatikan persoalan perempuan muslimah adalah membentuk formasi gerakan yang menuntut dimulainya kembali kehidupan yg islami terlebih dahulu, kemudian barulah terjadi pembebasan muslimah sebagai konsekuensi logisnya.
Karena saya percaya agar kita lebih mencintai sesuatu, maka lihatlah sejarahnya. Dalam konteks agar kita semua mencintai bagaimana islam memposisikan perempuan, bagaimana peran pergerakan perempuan, alangkah lebih baiknya kita melihat dulu bagaimana sejarah merekamnya.

Pergerakan Muslimah dari Masa ke Masa

Masa Kenabian

– Peran Khadijah binti Khuwailid R.A

Selama ini, barangkali yg kerap kita idolakan dari khadijah itu sosok istri Nabi. istri manusia yg mulia. tapi kita lup, beliau ini best supporting system dakwah Nabi. yg pertama kali mengimani ajaran Rasulullah. mengerahkan segala maaliyahnya untuk dakwah. businesswom handal. berdaya finansial untuk gerak dakwah saat itu.
 

– Asma’ binti abu bakar

Terlibat dalam proses hijrah nabi bersama ayahanda. menyiapkan logistik. Bersama penggembala bersiasat menghapus jejak dengan kambing. Dari beliau kita belajar, dalam kondisi hamil besar pun tidak menyurutkan langkah untuk berkiprah. di kondisi paling tidak mungkin pun, menjadi mungkin demi berkontribusi untuk Agama
 

– Ummu Athiyah Al Anshariyah

Salah satu shahabiyah yang turut berbaiat kepada Nabi. Turut berperang bersama Rasulullah sebanyak tujuh kali. Bertugas dibelakang, memasak makanan, menyiapkan logistik, mengobati yang terluka, merawat yg sakit

Era Kontemporer 90’an

Zainab Al Ghazali

Berpartisipasi dalam membuat konsep gerakan salah satu pergerakan Islam di Mesir saat itu. Tahun 1959 M menghasilkan kurikulum pendidikan Islam bertujuan membentuk kepribadian muslim dalam rangka pembangunan masyarakat yang islami. Perjuangan Zainab membuat pemerintahan dzalim saat itu panik hingga menangkap dan memasukkannya ke penjara. Kondisi Zainab dalam penjara sangat mengenaskan, sholat 5 waktu hanya dengan tayamum setiap hari, tidak diberi akses untuk buang hajat, walau hanya sekali sehari.
Ada suatu waktu ketika sipir memberi keluangan Zainab ke kamar mandi, lalu zainab hendak menutup pintu kamar mandi tapi sipir langsung melarangnya. zainab seketika berkata “kembalikan aku ke penjara. aku tidak menginginkan apa-apa”
Ketika Zainab membaca surat presiden lalim saat itu yg berisi perintah penyiksaan padanya agar lebih parah dan lebih keras dibanding laki-laki, Zainab mengatakan: “Allah lebih besar dibanding kalian semua, sedangkan kami, kami bersama Allah”
Perjuangan legalitas jilbab tahun 80-90 an di tempat umum. Jika tadi kita belajar bagaimana perjuangan Zainab Al-Ghazali, di Indonesia pada tahun 80-90’an marak perjuangan legalitas jilbab di tempat-tempat umum, utamanya sekolah dan institusi pendidikan lainnya.
 
barangkali belum ada bukti tertulis yg menceritakan heroisme muslimah saat itu, tapi cerita turun menurun cukup membuat kita bersyukur, bisa bebas menerapkan ajaran agama tanpa perlu diusir dari kelas, bolak-balik ke LBH untuk meminta bantuan, dan segala tuntutan lainnya.

Era Kontemporer Kekinian

maka tentu jaman sekarang berbeda dengan perjuangan jaman dulu. segala dinamika saat ini mulai dari globalisasi, era keterbukaan, 4.0 dan lainnya. Tantangan yang terdekat dengan kita yakni era digital. jaman dimana penggunaan media sosial bisa jadi lebih dari media offline kita. dinamika tersebut menuntut kita untuk tidak menjadi muslimah gaptek. mengikuti perkembangan jaman. karena milenial itu bukan semata diksi, tapi perilaku, cara berfikir, sikap dan keputusan.
 
kala kata gerify, kurang lebih begini diksinya; this is the best era. you dont have to be someone to create something. you just have to use your gadget to make new something.
 
nah peluang ini yang mesti diperhatikan betul, beberapa platform, pergerakan muslimah masih jauh kalah dibanding isme isme lain. ini yang menjadikan alasan saya bersama teman saya untuk turut andil memanfaatkan kesempatan syiar yang lebih luas. Melalui podcast di channel tukar tambah. eps kami terbaru nanti bisa jadi relate dengan pembahasan kita malam ini. tentang bagaimana memulai sebuah movement di jaman sekarang, agar efektif dan impactful

Tinggalkan komentar