Jika mendengar kata “emak-emak zaman now“, sering kali pikiran kita tertuju kepada pelaku nyeleneh para emak sekarang. Mulai dari aktivitas berkendara yang membahayakan orang lain, sampai aktivitas di medsos yang cenderung “latah” yang tidak mau kalah dengan generasi milenial. Masalahnya apa emak-emak zaman now hanya sebatas itu peran yang dapat dilakukan tanpa sumbangsih lebih yang dapat dilakukan pada zaman milenial ini?
Emak emak Dalam lintasan Sejarah
Dalam sejarah telah banyak mencatat peran & pengaruh sangat dominan yang dilakukan oleh perempuan dalam kehidupan masyarakat. Lihat saja misalnya seorang komandan armada laut, Laksamana Malahayati dari Aceh yang sangat gigih dalam gerakan mengusir & memerangi Portugis di Malaka. Terdapat juga tokoh lainnya yang masih dalam daerah yang sama, Cut Yak Dhien yang gencar menghimpun gerakan perlawanan mengusir penjajah Belanda. Selain melakoni langsung perannya, beberapa tokoh juga memilih menjadi pengusung sekaligus support peran yang dilakukan oleh suaminya. Contohnya (Istri istri Rasulullah, Suharskin Istri dari HOS TJokroaminoto, Inggit istri dari Soekarno, dll). Dan dari semua yang di sebutkan yang paling Utama adalah pembentuk peradaban. Siapa yang tidak tahu dengan Ibunda dari Solahudin Al Ayyubi dan Ibunda dari AlFatih, Visi yang ditanamkan Ibunda sejak kecil membentuk kepribadian pemberani dan Visioner.
Peran Emak-emak Zaman Now
Dalam zaman millenial yang serba berubah cepat ini tentu peran utama yang dilakukan oleh emak Zaman now justru mempunyai beban yang berat.
1. Partner dari Suami
Keluarga merupakan instrumen struktur terkecil dalam masyarakat. Sebuah masyarakat yang beradab akan diukur dari kualitas keluarga yang terdapat dalam masyarakat tersebut, salah satunya adalah peran wanita yang menjadi pengelola rumah tangga dalam keluarga. Wanita berperan sebagai Syaqaaiqu ar-Rijaal (partner laki-laki) baik dalam peran kerumah tanggaan ataupun dalam kehidupan sosial. Partner terdiri dari dua pihak yang berbeda tetapi saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain, mempunyai tujuan sama yang ingin dicapai Sesuai Visi Rumah tangga keduanya.
Kita bisa membaca kembali bagaimana Ibu Inggit istri dari soekarno yang selalu “membekali” suaminya, dimana kala itu beliau masih berstatus aktivis yang keluar masuk penjara.
Sebagaimana Ibunda Khadijah yang berusaha membuat Rasulullah tenang saat Rasul menerima Wahyu pertama kali.
2. Mendidik generasi masa depan
Tidak bisa dipungkiri bahwa seorang ibu yang akan mempengaruhi karakter anak. Oleh karena itu seorang ibu harus mempunyai sikap siap, bijak dan bertanggung jawab. Semua hal-hal baru yang hendak diketahui anak pertama kali akan ditanyakan kepada ibu. Namun pada zaman sekarang ini bukan tidak mungkin anak dapat mencari pengetahuan baru melalui browsing di internet. Permasalahannya dunia sekarang yang sudah terbentuk (internet) sangat begitu luas dan tidak ada batasan teritori dan tidak dapat memisahkan antara pengetahuan baik & buruk. Kondisi ini jelas sangat berbahanya bagi perkembangan pembentukan karakter anak yang kondisi pikirannya masih “kosong”. Jadi tantangan emak-emak sekarang ini adalah bagaimana agar anak-anak merasa bahwa ibunya merupakan satu-satunya sumber pengetahuan awal tempat rujukan pertama dalam menanyakan segala sesuatu yang baru. Termasuk dalam hal ini juga menanamkan pemahaman “ideologi” kepada anak agar mempunyai pegangan dalam menghadapi penetrasi pemikiran lainnya.
2. Peran kepada masyarakat
Selain peran utamanya emak-emak yang sudah dijelaskan. Peran yang tidak kalah pentingnya kepada masyarakat. Seringkali menganggap, bahwa peran ini hanya dapat dilakukan oleh kaum adam. Karena jika kaum hawa memasuki ranah ini tugas utama dalam mencetak generasi menjadi terbengkalai. Bisa jadi anggapan ini benar dengan melihat fenomena yang terjadi selama ini. Namun kondisi ini terjadi dikarenakan ketidakpahaman atas peran utamanya. Banyak dijumpai emak-emak yang tidak hanya berhasil dalam mendidik anaknya, tetapi juga mengisi perannya secara dominan kepada masyarakat.
Peran Emak Zaman Now tidak terlepas dari kerja sama antar suami dan istri, kejelasan visi pernikahan, ilmu dan sikap yang dimiliki seorang akan mempengaruhi bagaimana seorang emak dalam membangun peradaban dan membagi diri dalam masyarakat.
Sabda Rasulullah, “Didiklah anakmu sesuai Zamannya”
Menjadi emak (orang Tua) adalah jabatan seumur hidup yang belajarnya juga seumur hidup. Menjalaninya tidak semudah di buku dan juga tidak sesulit yg dikisahkan orang orang.
Untuk Kamu single lillah, carilah pasangan yang se Visi dan sefikroh.