Sebagai hamba-Nya yang kecil nan lemah, kenapa sih kita harus selalu mengingat Allah?
Simak ayat-ayat Allah berikut, yang mempunyai arti
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring.” (QS. Ali Imran: 190-191)
Sebuah kondisi yang mengharuskan kita selalu mengingat kepada kebesaran Allah. Tanpa ada kuasa-Nya kita tak bakal hidup di dunia ini.
Di salah satu hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berdzikir (mengingat) Allah pada setiap waktunya.” (HR. Muslim) [HR. Bukhari, no. 19 dan Muslim, no. 737]
Rasulullah saja selalu mengingat Allah, tetapi kenapa sih kita seringkali lupa mengingat Allah?
Padahal Rasulullah pasti dijamin kehidupan di akhirat kelak
Sedangkan kita?
Boro-boro mengingat Allah pada setiap saat, naudzubillah ketika kita melakukan MatKoLamCing, dalam istilah jawa singkatan dari Qomat Teko Salam Plencing ( Iqomah datang, ketika salam sudah pergi )
Apa sih yang kita kejar di dunia ini? Sehingga belum sempat berserah diri sambil berdzikir ke Hadirat Allah.
Seburu-buru nya kita, setidaknya kita menyempatkan waktu sebentar utk melakukan permohonan taubat hingga mengucap syukur dalam untaian berdzikir kita. Sungguh kecil kita di depan Allah.
Coba kita flashback sebentar saat pagi tadi. Setiap bangun tidur, di sepertiga malam kita telah di-sunnah-kan untuk melakukan sholat qiyamul lail maupun Dzikir kepada Allah yang menjadi momentum ‘romantis’ paling mengena bagi hamba dan Tuhan-Nya. Suasana fajar selepas melaksanakan sholat subuh masih melekat dalam suasana jernih pikiran kita. Kita akan disibukkan dalam rutinitas sehari-hari, seperti kuliah, bekerja, kerja sosial, hingga kerja dakwah ketika matahari sudah menjulang keatas.
Namun, ketika hati kita suci (tiada penyakit hati yang membekas), jiwa kita tentram, pikiran kita jernih, semua aktivitas yang sungguh memberatkan akan mudah kita lalui dan optimal dalam mengerjakan tersebut. Pernah ngerasain kan ketika kita ‘ plong ‘ saat menjalani hari-hari berat kita?
Ketiga kondisi ( penyucian hati, penentraman jiwa, penjernihan pikiran ) pun dapat kita rasakan pada saat prosesi mengingat Allah di pagi hari. Menyebut ‘Asma-Asma’ Nya, memohon ampunan kepada Nya, meminta petunjuk kepada Nya, hingga berserah diri kepada Allah SWT, akan menjadi modal penting sebelum melakukan aktivitas yang sungguh meletihkan jiwa dan raga.
Sebelum berangkat ke kantor, kampus, ataupun mana saja, coba lah utk melakukan dzikir pagi terlebih dahulu.
Ayat Allah yang tertuang pada QS Al-Ahzab : 42, yang mempunyai arti
” Dan Bertasbihlah kepada-Nya diwaktu Pagi dan Sore. ”
Dalam lanjutan ayat diatas, QS Al-Ahzab : 43, yg mempunyai arti,
” Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.”
Rencana yang terstruktur rapi belum tentu kita berhasil, tanpa melibatkan Allah sejak awal. “Manusia merencanakan, Allah yang memutuskan”.
Pada kedua ayat diatas dapat membuktikan kepada kita bahwasanya dzikir pagi akan menjadi modal penting sebelum melakukan rutinitas. Dengan Allah disertakan juga didalamnya. Begitu juga pada petang nya. Setelah melewati aktivitas yang sungguh melelahkan, kita pernah beranggapan, “Rehat sejenak ah”.
Akan tetapi, seringkali masalah itu terus datang menghampiri kita bahkan menumpuk dalam alam bawah sadar kita. Mulai dari di marahi atasan, dosen, masalah dengan rekan kerja, teman kuliah, tugas yang tak kunjung selesai, hingga penyakit-penyakit hati yang timbul seharian.
Walaupun engkau seringkali mengeluhkesahkan kepada sekitarmu, akan tetapi permasalahan itu takkan kunjung usai bukan? Coba tengok firman-Nya berikut, ” Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu sore dan pagi.”
QS. Ghafir : 55
Sebagai aktivis akan selalu menjumpai lika liku perjalanan yang beragam.
Lalu bagaimana kita membentengi syaitan-syaitan yang menyerang kepada kita sebelum memulai hari dan sesudah letih menjalani amanah amanah kita?
Coba kamu hadir kan selalu Allah utk mengawali dan mengakhiri hari-hari mu. Untaian dzikir pagi dan petang kian terukir indah dalam syair-syair yang diridhoi oleh-Nya. Termasuk untaian yang utama yang bersumberkan dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.