Bahwa menikah akan melahirkan tangga-tangga menuju sakinnah, mawaddah, dan warrahmah. Belumlah lengkap kiranya jika menikah hanya dilakoni oleh suami dan juga istri. Tanpa adanya buah hati, terasa hampa perjalanan berumah tangga ini.
Bahwa dengan menikah, pelengkap dari sebuah keluarga adalah lahirnya jundi jundi penerus jalan juang mu di dunia ini. Dia berwujud dan dia ada saat engkau memilih tiada. Dan dia adalah generasi dakwah selanjutnya.
Alhamdulillah jika pada akhirnya keluarga yang dibangun atas visi dan misi dakwah ini mendapatkan penerusnya. Penerus yang diharapkan melebihi kapasitas orang tua nya tentunya.
Namun tidak sedikit jatuh bangun pendakian dari anaknya tangga. Dalam menghadirkan ia ke dunia, tidak lah semudah membalikkan telapak tangan. Sim salabim, lalu jadi lah ia. Bukan…bukan begitu caranya.
Kalau dari segi ilmu yang saya pelajari di bangku kuliah, ada tiga trimester yang harus kami kaum ibu lewati untuk bisa berjumpa padanya yang selalu didamba.
Dan ini adalah Trimester satu yang saya lalui, meski setiap calon ibu belum tentu merasakan hal yang sama. Namun bagi saya adalah sebuah perjalanan, pengorbanan serta perjuangan yang luar biasa. Dan sejatinya saya tengah berkaca pada kejadian 24 tahun yang lalu, saat seorang ibu mempertaruhkan semuanya demi ia yang didambakan kehadirannya.
Ini catatan kaki perjalanan saya, catatan penuh jejak antara suka dan juga duka.
#catatankaki #Bucil