Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, kini menjadi ancaman yang semakin nyata bagi masyarakat Indonesia. Dulu, hipertensi sering kali dianggap sebagai penyakit orang tua, tetapi sekarang, penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia. Gaya hidup modern yang kurang sehat menjadi faktor risiko utama peningkatan kasus hipertensi di Indonesia.
Dalam episode terbaru podcast Kesehatan, Dr. Eka Harmewwati, Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, menjelaskan secara mendalam mengenai hipertensi. Ia menekankan pentingnya diagnosis yang akurat, di mana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg sudah dikategorikan sebagai hipertensi. Pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan minimal dua kali pada waktu yang berbeda untuk memastikan hasil yang akurat.
Penyebab Hipertensi: Genetik dan Gaya Hidup
Dr. Eka menuturkan bahwa faktor genetik masih menjadi penyebab utama hipertensi. Namun, perubahan pola hidup yang kurang sehat, seperti pola makan yang tinggi garam, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok, semakin memperparah kondisi ini. Orang Asia, termasuk Indonesia, secara genetik lebih sensitif terhadap garam, yang menjadikan pengendalian asupan garam sangat penting.
Faktor Risiko Hipertensi
Faktor risiko hipertensi yang tidak bisa diubah termasuk usia dan riwayat keluarga. Namun, ada juga faktor risiko yang bisa diubah seperti obesitas, diabetes, konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok. Pola hidup yang tidak sehat ini memperbesar peluang seseorang mengalami hipertensi. Bahkan, polusi dan kebisingan juga disebut Dr. Eka sebagai faktor risiko terbaru yang perlu diwaspadai.
Gejala dan Bahaya Hipertensi
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena tidak menunjukkan gejala yang jelas. Beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain sakit kepala, lemas, dan kurang konsentrasi. Namun, karena gejala ini sering diabaikan, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap hipertensi hingga terjadi komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, atau gagal ginjal.
Pentingnya Deteksi Dini dan Pengukuran Tekanan Darah yang Tepat
Dr. Eka menyarankan agar setiap orang mulai memeriksa tekanan darah sejak usia 18 tahun. Pengukuran tekanan darah harus dilakukan dalam keadaan tenang dan pada waktu yang tepat, seperti pagi hari setelah bangun tidur atau malam hari sebelum tidur. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dan mencegah misdiagnosis.
Mengubah Gaya Hidup untuk Mencegah Hipertensi
Perubahan gaya hidup menjadi kunci utama dalam mencegah dan mengendalikan hipertensi. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Mengurangi Asupan Garam: Batasi konsumsi garam hingga maksimal satu sendok teh per hari.
- Berolahraga Secara Rutin: Lakukan aktivitas fisik intensitas sedang, seperti jalan cepat atau bersepeda, minimal 30 menit per hari, tiga kali seminggu.
- Hindari Merokok dan Konsumsi Alkohol: Kedua kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko hipertensi.
- Kontrol Berat Badan: Jaga berat badan ideal untuk mengurangi beban pada jantung dan pembuluh darah.
- Konsumsi Makanan Sehat: Pilih makanan rendah lemak dan tinggi serat, seperti buah, sayur, dan biji-bijian.
- Manajemen Stres: Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengurangi stres yang bisa mempengaruhi tekanan darah.
Dengan memahami faktor risiko dan gejala hipertensi, serta menerapkan gaya hidup sehat, kita bisa mengurangi risiko terkena hipertensi dan komplikasi serius yang ditimbulkannya. Yuk, mulai sekarang, kendalikan tekanan darah Anda demi hidup yang lebih lama dan lebih sehat!