Belajar Makna Qurrota A’yun dalam Al Furqon 74

Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrota a’yun, waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa.
 
Ya Rabb kami, hadiahilah kami pasangan dan keturunan sebagai qurrota a’yun dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
 
Doa dalam Al-Furqan ayat 74 ini termasuk doa yang sering kita ucapkan, bukan hanya untuk diri kita sendiri namun juga untuk orang lain. Saat kerabat kita baru Allah karuniai anak, seringkali doa ini yang kita panjatkan untuknya. Kita meminta agar anak tersebut menjadi qurrota a’yun.
 
Dalam memulai rumah tangga ini, kita perlu memperbanyak doa ini. Pernikahan itu bukanlah main-main, Allah menyebutnya mitsaqan ghaliza antara suami dan isterinya. Perjanjian yang kokoh—istilah yang sama digunakan antara perjanjian antara Allah dengan para nabi-Nya.
 
Namun, tantangan dalam menjalani pernikahan ini tampak berat. Tahun 2016 saja, ada 350 ribu pasangan di Indonesia yang bercerai. Setiap jamnya, ada 40 perceraian di negeri ini.
 
Doa qurrota a’yun ini bisa menjadi pelindung, agar kehidupan pernikahan bisa sepenuhnya meningkatkan amal ibadah baik bagi suami, istri, maupun anak-anaknya kelak.
Apa Itu Qurrota A’yun?
 
Qurrota a’yun ini sering kita artikan penyejuk mata. Penyejuk mata ini adalah air mata, namun bukan sembarang air mata. Ada perbedaan air mata yang keluar, tergantung dari kondisi kita saat mengeluarkannya.
 
Saat kita menangis karena marah, sedih, tertekan, frustrsi, kecewa, atau dirundung masalah, air mata yang keluar itu suhunya cukup panas. Sementara saat kita menangis bahagia, air mata yang keluar justru hawanya terasa sejuk.
 
Ya, qurrota a’yun ini bukan sembarang air mata. Qurrota a’yun adalah air mata yang keluar saat kita merasa bahagia. Inilah sebabnya qurrota a’yun itu diartikan penyejuk mata. Wallahu alam.
 
Doa akan menjadi semakin dekat untuk Allah kabulkan jika kita berikhtiar pula. Kita perlu berusaha menghadirkan qurrota a’yun dalam rumah tangga.
 
Sesuai dengan urutan dalam ayat tersebut: dimulai dari menjadi pasangan yang qurrota a’yun, lalu mendidik anak-anak agar menjadi qurrota a’yun. Baru setelah itu Allah mudahkan jalan untuk menjadi imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
 
 
Efek Qurrota A’yun Bagi Otak Kita
 
Penelitian masa kini menunjukkan bahwa air mata yang kita keluarkan itu memang berbeda, tergantung dari kondisi saat kita menangis. Saat menangis karena kondisi emosional kita sedang buruk (misalnya sedih), air mata kita mengandung hormon kortisol. Sedangkan saat kita menangis bahagia, justru air mata kita tidak mengandung hormon kortisol.
 
Apa sebenarnya hormon kortisol ini?
 
Kortisol adalah hormon yang berfungsi untuk memberi alarm pada tubuh bahwa kita sedang dalam bahaya. Kortisol keluar saat kita merasa tidak nyaman, gugup, takut, marah, atau stress. Kortisol menyiapkan tubuh kita agar siap menghadapi bahaya yang mengancam diri kita.
 
Kortisol membuat kita lebih waspada terhadap bahaya yang ada. Contohnya saat kita dikejar anjing, bahaya yang ada membuat kita bisa lari lebih cepat dari biasanya. Kortisol membuat kita selamat dari bahaya.
 
Kortisol ini tidak seharusnya selalu ada dalam tubuh kita. Saat ancaman datang, tubuh mengeluarkan kortisol. Lalu kita pun lebih siap menghadapi bahaya. Lalu saat tubuh kita merasa sudah tidak ada bahaya lagi, kortisol pun tidak dikeluarkan lagi.
 
Jika tubuh kita mengeluarkan kortisol saat berada bersama keluarga, hubungan di dalam keluarga menjadi tidak harmonis. Kortisol ini menghambat keluarnya hormon oksitosin. Hormon oksitosin ini sering disebut hormon cinta dan kasih sayang.
 
Adanya hormon oksitosin membuat kita menjadi lebih mudah untuk berempati dengan orang lain. Keluarga yang penuh kortisol di dalamnya, akan sulit hadir empati, orang-orang di dalamnya akan merasa tidak dimengerti oleh keluarganya.
 
Kortisol ini juga berpengaruh buruk bagi kesehatan kita. Kortisol memang membuat kita bisa mengatasi ancaman bahaya dalam jangka pendek. Namun anak-anak itu tidak seharusnya kita anggap sebagai pembuat stress. Adanya kortisol menurunkan sistem imun tubuh kita: membuat kita lebih rentan terkena penyakit kanker, diabetes, jantung, dan berbagai penyakit lainnya.
 
Bahkan kortisol ini mengganggu kinerja otak kita. Jika dalam tubuh kita ada banyak kortisol, kita menjadi sulit berpikir jernih. Akibatnya pasangan menjadi lebih mudah bertengkar dan lebih sulit memaafkan. Kita pun menjadi sulit bekerja.
 
Dari berbagai hasil penelitian tentang kortisol ini, kita bisa menemukan banyak hal. Saat kita berdoa agar Allah menghadiahi kita qurrota a’yun, kita sebenarnya sedang memohon kepada Allah banyak sekali kebaikan.
 
Kita sedang meminta agar keluarga kita menjadi harmonis, kita sedang meminta agar keluarga kita tetap sehat, kita sedang meminta agar semua anggota keluarga bisa berkarya dengan optimal.
 
Manfaat Qurrota A’yun
Adanya qurrota a’yun menyebabkan rumah kita menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk kembali pulang. Rumah ini bahkan bisa melindungi penghuninya dari ancaman badai yang datang.
 
Berbeda dengan tiadanya qurrota a’yun. Keluarga menjadi rusak. Jangankan badai yang datang dari luar, melihat sesama anggota keluarga pun terasa tidak tertahankan.
 
Ya, keluarga sendiri pun sudah menjadi sumber badai dalam diri.
 
Adanya qurrota a’yun pun membuat keluarga menjadi satu tujuan dalam menjalani hidup. Tiadanya qurrota a’yun membuat keluarga berjalan sendiri-sendiri, tak tentu arah.
 
 
Cara Menghadirkan Qurrota A’yun
Inilah beberapa mutiara dari para ulama tentang qurrota a’yun. Dari perkataan mereka, kita bisa mendapatkan hikmah tentang cara menghadirkan qurrota a’yun di rumah kita
 
“Mereka (ibadurrahman) meminta agar mendapatkan keturunan yang gemar beramal ketaatan sehingga sejuklah mata mereka di dunia dan akhirat.
 
Qurrota a’yun maksudnya adalah keturunan yang mengerjakan keta’atan, sehingga dengan keta’atannya itu membahagian orang tuanya di dunia dan akhirat.”
 
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu
“Mereka (hamba yang beriman) berdo’a kepada Allah agar mendapatkan keturunan yang taat kepada Allah dan menyembah Allah semata tidak berbuat syirik kepada-Nya.”
 
Ibnu Katsir rahimahullah
““Ibadur Rahman itu senantiasa bermohon kepada Rabbnya agar isteri-isteri mereka dan anak-anak mereka dijadikan buah hati permainan mata, obat jerih pelerai demam, menghilangkan segala luka dalam jiwa, penawar segala kekecewaan hati dalam hidup.
 
Betapa pun shalih dan hidup beragama bagi seseorang ayah, belumlah dia akan merasa senang menutup mata kalau kehidupan anaknya tidak menuruti lembaga yang dituangkannya.
 
Seorang suami pun demikian pula. Betapa pun condong hati seorang suami mendirikan kebajikan, kalau tidak ada sambutan dari isteri, hati suami pun akan luka juga.
 
Keseimbangan kemudi dalam rumah tangga adalah kesatuan haluan dan tujuan. Hidup muslim adalah hidup jamaah, bukan hidup yang nafsi-nafsi.”
 
Buya Hamka
Sebelum membahas makna ayat ini, Ustad Budi Ashari memberikan permisalan rumah tangga sebagai kendaraan, yang kita pakai untuk menempuh perjalanan.
 
“Seluruh anggota keluarga adalah ibarat penumpang dengan perannya masing-masing. Penumpang ayah dan bu ibarat nahkoda dan navigatornya.
 
Merekalah yang memiliki rencana dan akan mengumumkan kepada seluruh anggota keluarga: ke mana tujuannya, lama perjalanannya yang akan ditempuh, dan apa yang akan dilakukan sesampainya.”
 
Budi Ashari
Dari perkataan para ulama tersebut, bisa kita simpulkan inilah beberapa usaha yang bisa kita lakukan untuk menghadirkan qurrota a’yun di rumah kita.
 
 
Parameter Keberhasilan Menghadirkan Qurrota A’yun
Ketika hamil, Maryam pernah mengalami masa-masa tersulit. Karena hamil tanpa pernah didekati satu laki-laki pun, Maryam difitnah berzina oleh orang-orang di sekitarnya.
 
Kesulitan itu membuat Maryam tidak ingin bertemu siapa pun. Ia pun menjauh dari keramaian.
 
“Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.”
 
Itulah kata-kata Maryam yang menunjukkan betapa tertekannya beliau saat itu.
 
Allah pun memberikan hadiah yang menghilangkan rasa susah dalam hati beliau. Allah menghadirkan anak sungai dan pohon kurma untuk menyenangkan hatinya.
 
Kisah ini Allah abadikan dalam surat Maryam ayat 22-26. Dalam ayat ke-26, Allah menggunakan ungkapan wa qorri ‘ayna, kebahagiaan yang bisa dilihat oleh matanya.
 
Begitulah parameter yang bisa kita gunakan untuk mengukur keberhasilan kita dalam menghadirkan qurrota a’yun di rumah. Secara umum, ada 2 kondisi mata: saat kita terjaga dan tertidur.
 
Saat memandang anak dan pasangan, kita merasakan adanya kenyamanan. Terjaganya qurrota a’yun, membuat kesedihan kita menjadi hilang. Sementara saat terpejam, tidur kita sangat lelap dan nyaman.
 
 
Banyak keluarga saat ini sedang mengalami krisis, yang menyebabkan banyak orang menderita. Ayah yang terhina di rumahnya, ibu yang depresi, anak-anak yang terabaikan.
 
Ayat inilah obatnya. Solusi bagi banyak permasalahan keluarga. Tentu pula doa ini mencegah bencana dalam keluarga baru seperti kami. Insya Allah.
 
 

Tinggalkan komentar