Apa yang terlihat belum tentu itu yang dirasa (mata). Bisa jadi perwujudan keindahan itu berbalut keburukan didalamnya. Boleh jadi perawakan kebahagiaan dibalut lekat olehnya luka.
Apa yang dipandang oleh mata belum tentu itu kenyataannya. Apa yang masih tersirat belum tentu itu adalah suratannya.
Bahasa (mata) adalah bahasa kebohongan. Benar atau tidaknya masing-masing individu lah yang bisa menterjemahkannya.
Kamus (mata) tidak selamanya baku. Ada kalanya didominasi oleh beberapa imbuhan yang pastinya membuat ceritra enak untuk dibaca.
Mata bukanlah penerjemah yang handal, karena sering kali ia abai dengan apa yang ia kerjakan.
Mata bukanlah panca terbaik, karena sering kali ia berkasus dengan ketidakbaikan itu sendiri.
Mata adalah sumber salah dan benar. Mata adalah media titipan untuk bisa berbagai dengan indera lainnya. Karena kata para pujangga, dari mata lah semua akan terhubung dan kembali kepadanya hati (qalbu).
#Writober
#RBMIpJakarta
#ibuprofesionaljakarta