Dalam benak anda, kesan apa yang ditimbulkan saat ada yang berkata “benteng?” Saya sendiri membayangkan sebuah tembok yang beberapa kali ditembus oleh para “titan” dalam komik Hajime Isayama berjudul “Attack on Titan.” Dalam komik tersebut, benteng adalah bangunan berwujud tembok yang dibuat untuk menahan serangan para titan sehingga dapat menjaga keamanan orang-orang yang berada di dalamnya. Untuk itu, benteng ini dibangun dengan bentuk yang tebal dan dengan tinggi yang di luar jangkauan titan pada umumnya. Oleh karena itu, titan yang berhasil menembus tembok tersebut adalah titan unik yang berbeda dari titan-titan yang lain.
Sekarang, titan itu saya ganti menjadi syaitan. Syaitan ini selalu berupaya untuk dapat menarik manusia untuk menemaninya di neraka kelak. Tidak henti-hentinya mereka melaksanakan apa yang telah dipinta oleh pemimpin mereka Iblis kepada Allah, yaitu untuk diberikan waktu sampai hari kiamat agar dapat menyesatkan sebanyak-banyak manusia menuju neraka. Firman Allah,
(Iblis) berkata, “Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan” (Sad :38:79).
Iblis melanjutkan,
(Iblis) menjawab, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih diantara mereka” (Sad :38:82-83).
Melihat ambisi Iblis yang bertekad untuk menyesatkan seluruh manusia (walaupun tidak mungkin), diri kita ini memerlukan benteng yang lebih kuat dan bahkan tidak dapat ditembus oleh cara-cara yang khusus. Apalagi, Iblis bersama pasukan syaitannya bukanlah titan pada umumnya yang bergerak karena lapar. Iblis bersama bala tentaranya dapat berpikir dan telah hidup bahkan sebelum Nabi Adam as diciptakan.
Jadi…syaitan lebih pandai dong? Secara logika iya, tapi selalu ingat firman Allah,
Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kamu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang beriman bertawakal (Ali Imran :3:160).
Kita menjadi tidak terkalahkan jika kita mendapat pertolongan dari Allah. Syaitan memang lebih pandai, tetapi tidak berdaya jika penciptanya menjadi penlong kita. Ibaratnya saat kita mengerjakan soal ujian matematika, si pembuat soal itu mengajari kita terlebih dahulu sebelum kita ujian.
Bagaimana kita bisa memperoleh pertolongan Allah? Dengan mendapatkan cinta-Nya. Cinta-Nya didapat dengan apa? Salah satu strategi untuk dapat memperoleh cinta-Nya adalah dengan amal yaumi! Amal yaumi yang dapat menjadi benteng spiritual kita.
Amal yaumi bila diterjemahkan secara kasar berarti “amal harian.” Itu berarti bahwa amal yaumi merupakan perbuatan rutin harian yang selalu dilakukan. Perbuatan itu bukan dilakukan saat luang, tetapi kita memberikan waktu khusus untuk perbuatan itu.
Dari Aisyah ra, beliau berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit.”
Berdasarkan hadis tersebut, amalan besar yang hanya sekali ternyata kalah dengan amalan-amalan kecil yang dilakukan secara rutin. Jika anda mau memperbesar dan memperkuat otot misalnya, tidak bisa dilakukan dengan satu kali gerakan besar. Anda harus melatihnya dengan rutin setiap hari atau 3-4 hari sekali dalam sepekan selama waktu yang telah ditentukan. Setelah beberapa bulan, anda merasa bahwa anda bisa melakukan lebih dengan menambah waktu atau kompleksitas gerakan.
Hal ini saya rasakan sendiri saat saya iri melihat teman-teman pondok yang bisa melakukan pull-up. Pertama, saya hanya bisa sekali tarik dan itupun dengan melompat terlebih dahulu. Kemudian saya coba dengan mengikuti beberapa tips dari teman sehingga akhirnya bisa 3 tarikan. Kemudian saya terus latihan sampai akhir-akhir ini bisa 9 tarikan, tanpa menyentuh tanah.
Hal demikian juga bisa berlaku dalam melakukan amal yaumi. Anda merutinkan kegiatan tersebut sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitasnya seiring berjalannya waktu. Tidak hanya itu, dengan membuat “aktivitas harian” tersebut, ruh kita akan sehat karena dirutinkan untuk selalu mengingat Allah. Contoh amal yaumi yang baik adalah dengan mulai tepat waktu saat sholat fardu. Dengan tekad untuk menggapai cinta-Nya anda berupaya agar selalu dating saat azan. Hal itu lantas membuat anda mengingat-Nya setiap kali ada azan. Tidak seperti sebelumnya yang sama sekali tidak menghiraukan azan. Hanya mengganggap azan sebagai pembatas waktu pagi, siang, petang, dan fajar. Merutinkan sholat tepat waktu jika berjalan terus lalu membuka peluang amal yaumi yang baru yaitu sholat takhiyatul masjid atau dua rakaat sebelum duduk di dalam masjid.
Semakin rutin amalan yaumi itu kita lakukan, semakin kuatlah spiritual kita sehingga amal yaumi bisa menjadi benteng bagi bisikan-bisikan syaitan. Tentu saja, godaanya adalah rasa malas dan jenuh. malas karena harus mengeluarkan tenaga dan jenuh karena hanya itu-itu saja yang dilakukan. Saya masih teringat nasihat ibu saya untuk menanggulangi rasa jenuh, yaitu dengan menambahkan variasi terhadap suatu aktivitas. Misanya, anda biasa ngaji satu juz dalam sehari kemudian jenuh dengan hal itu. Nah, agar tidak jenuh, cobalah mengaji di tempat yang lain dari biasanya. Carilah suasana yang berbeda, bisa di taman, di masjid kompleks lain, dll. Lalu untuk rasa malas, anda hanya perlu motivasi dan motivasi terbaik adalah dari diri anda sendiri. Jika saya malas, saya layangkan pandangan ke timur tengah dan melihat anak-anak di sana yang nasibnya bisa mati kapan saja. Ada kisah tentang seorang bayi di Suriah yang meninggal karena terkena pecahan peluru di dada kirinya. Adegan ini direkam oleh seorang wartawan senior bernama Marie Calvin dan merupakan laporan terakhirnya sebelum akhirnya ia juga terbunuh oleh serangan roket yang menarget tempat singgahnya (BBC).
Oleh karena itu, semangatlah dalam beramal yaumi karena dapat memperkuat spiritual anda dengan hati yg selalu mengingat akan kebesaran-Nya sehingga dapat membwntengi diri dari godaan syaitan yang terkutuk.